Postingan

SPMB 2018

Gambar
Gambar

Raihlah Masyarakat Madani dengan Pendidikan Islam

Oleh: Dvi Afriansyah, S.Pd.I Masyarakat Madani, merupakan wacana dan fokus utama bagi masyarakat dunia sampai saat ini. Apalagi di abad ini, kebutuhan dan tuntutan atas kehadiran bangunan masyarakat madani, bersamaan dengan maraknya isu demokratisasi dan HAM. Lalu yang menjadi pertanyaan adalah, sejauh manakah Islam merespon masyarakat tersebut. Jawabannya adalah bahwa Islam yang ajaran dasarnya Alquran, adalah shalih li kulli zaman wa makan (ajaran Islam senantiasa relevan dengan situasi dan kondisi). Karena demikian halnya, maka jelas bahwa Alquran memiliki konsep tersendiri tentang masyarakat madani. Banyak masyarakat yang menginginkan suatu perubahan dalam semua aspek kehidupan, yakni kehidupan yang memiliki suatu komunitas kemandirian aktifitas warga masyarakatnya, yang berkembang sesuai dengan potensi budaya, adat istiadat dan agama. Dengan mewujudkan dan memperlakukan nilai-nilai keadilan, kesetaraan, penegakan hukum, kemajemukan(pluralisme) serta perlindungan terhadap kaum min

Lupakan Kebaikan, Maafkanlah Kesalahannya

Oleh: Dvi Afriansyah, S.Pd.I Bila kita punya kesempatan dan kemampuan untuk berbuat baik, lakukanlah! Banyak orang yang mempunyai kemampuan tetapi tidak memiliki kesempatan. Demikian juga banyak yang mempunyai kesempatan tetapi tidak punya kemampuan untuk melakukan kebaikan. Berbuat baik itu lebih mulia,mampu memaafkan jauh lebih mulia “Kebaikan akan kehilangan nilai luhurnya jika mengharapkan pamrih, dan kesalahan orang lain pun akan membawa berkah jika kita bisa memaafkan”. Menolong orang lain atau berbuat kebaikan harus dari hati. Dan juga harus dengan niat yang tulus benar-benar ingin berbuat baik tanpa mengharapkan balasan atau pamrih, karena apabila kita berbuat mengharapkan puji-puji orang lain maka nilai kebaikan yang kita perbuat akan kehilangan keluhurannya. Bahkan lebih dari itu apabila satu harapan untuk mendapatkan balasan tidak terpenuhi maka akan menyebabkan hati kita tidak bisa terima dan merasa apa yang kita lakukan hanyalah sia-sia. Demikian juga dengan kesalahan oran
Oleh : Dvi Afriansyah Menjadi pegawai atau Pegawai Negeri Sipil (PNS) merupakan impian banyak orang termasuk yang baru menyelesaikan studi di perguruan tinggi. Diperparah lagi dengan banyaknya para orang tua yang menyekolahkan anaknya demi menjadi PNS, memang tidak salah dan sah-sah saja karena pola pikir yang selalu melihat bahwa bekerja disektor formal lebih kelihatan mapan dibanding yang bekerjadi sektor informal dipengaruhi oleh budaya masyarakat kita yang menilai berpakaian seragam lebih dihargai tidak lepas dari sejarah panjang bangsa kita yang ratusan tahun dijajah oleh Kolonial. Seolah – olah meneruskan budaya feodal warisan penjajah hal seperti itulah yang kemudian terbentuk berabad – abad menjadi sebuah budaya dan mempengaruhi pola pikir masyarakat kita. Ekspektasi sebagian masyarakat yang menyekolahkan anaknya menjadi kaum pegawai baik itu PNS ataupun pegawai lainnya (BUMN, Swasta) dapat dilihat dengan animo setiap ada penerimaan CPNS, Honorer, maupun Lowongan pekerjaan. Ala

Kembalikan Jati Diri Mulai dari Keluarga

Tanjungpinang,24 Maret 2013 DVI AFRIANSYAH,S.Pd.I BUDAYA dengan nilai-nilai luhurnya yang menjadi jati diri bangsa ini telah tergilas perkembangan zaman di seluruh dunia. Saat ini, banyaknya ditemukan orang-orang yang berfikir kerdil di sekeliling kita. Mereka hanya berorientasi pada materi yang takut lapar dan takut miskin yang rela menggadaikan jati diri dengan kesenangan dan kepentingan perut mereka yang sebenarnya akan habis sebelum mereka mati. Sebuah pepatah bijak mengatakan ”Katakanlah benar apa yang benar, adil, jujur dan budiman; dan jangan ragu mengakui sesuatu yang tidak mampu diperbuat, jika memang dirimu tak mampu melaksanakannya,” atau dalam bahasa agama ”Katakanlah yang haq itu haq walaupun pahit akibatnya,”. Kesanggupan mengatakan yang benar itu benar dan yang salah adalah salah, saat ini diyakini hanya dapat dilakukan oleh orang-orang yang berkarakter terpuji. Yaitu sebuah karakter orang yang tidak gemar mengumbar janji, mementingkan diri sendiri atau kelompoknya, atau